Sagarmy – Kepolisian Sports Betting Negara Bagian Selangor, Malaysia, mengumumkan keberhasilan dua penggerebekan di wilayah Gombak dan Shah Alam yang menyingkap jaringan pemalsuan stempel imigrasi. Dalam operasi tersebut, total lima orang tersangka berhasil diamankan, termasuk ibu mertua salah satu pemain tim nasional Malaysia.

Kepala Kepolisian Selangor, Datuk Shazeli Kahar, menjelaskan bahwa jaringan ini telah beroperasi sejak awal tahun dengan menargetkan warga asing yang telah melewati batas izin tinggal mereka. Para pelaku menggunakan sebuah toko resmi di Shah Alam sebagai kedok untuk menjalankan bisnis ilegal ini. Setiap stempel imigrasi palsu dijual dengan harga sekitar RM500 (setara dengan USD118).

“Tempat usaha tersebut dikelola oleh seorang perempuan warga lokal yang diyakini merupakan ibu mertua salah satu pemain sepak bola nasional. Ia diduga bekerja sama dengan suaminya, seorang warga asing, dalam mengoperasikan bisnis tersebut. Keduanya kini telah ditahan,” ujar Shazeli.

Secara keseluruhan, polisi menahan empat pria asing dan satu wanita Malaysia berusia antara 39 hingga 47 tahun, dengan dugaan pelanggaran Pasal 420 KUHP Malaysia yang berkaitan dengan tindak penipuan. Sejumlah dokumen serta peralatan pemalsuan telah disita dan diserahkan kepada Departemen Imigrasi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Sementara penyelidikan kasus ini masih berjalan, dunia sepak bola Malaysia juga tengah diguncang skandal serupa. Persatuan Sepak Bola Malaysia (FAM) sedang berjuang menghadapi hukuman berat dari FIFA atas dugaan pemalsuan dokumen yang melibatkan tujuh pemain naturalisasi.

Situs taruhan sportsbooks online

Agen bola terpercaya indonesia

FAM dalam dua pernyataan resminya menegaskan bahwa tidak ada unsur kesengajaan dalam kasus tersebut, menyebut masalah itu hanya akibat kesalahan administratif dari seorang pegawai yang “secara tidak sengaja mengunggah dokumen yang disediakan lembaga perwakilan, bukan dokumen resmi dari Biro Registrasi Nasional.”

Meski demikian, FIFA menyatakan telah menemukan bukti kuat bahwa dokumen-dokumen tersebut dipalsukan secara sistematis untuk melegitimasi status tujuh pemain asing sebagai warga keturunan Malaysia. Investigasi yang diumumkan pada 7 Oktober mengungkap bahwa FAM menyerahkan akta kelahiran palsu dengan klaim bahwa para pemain tersebut memiliki kakek-nenek asal Malaysia — padahal seluruhnya lahir dan besar di luar negeri tanpa hubungan darah dengan Malaysia.

Nama-nama pemain yang disebutkan antara lain:
Gabriel Felipe Arrocha (Spanyol), Facundo Tomás Garcés, Rodrigo Julián Holgado, Imanol Javier Machuca (Argentina), João Vítor Brandão Figueiredo (Brasil), Jon Irazabal Iraurgui (Spanyol), dan Héctor Alejandro Hevel Serrano (Belanda).

Baca Juga : Sports Betting Kontroversi Keputusan AFC

Menurut laporan FIFA, FAM bahkan mencantumkan tempat lahir kakek-nenek yang tidak benar — dari Penang hingga Kuching — padahal dokumen asli menunjukkan lokasi di Argentina, Brasil, Spanyol, atau Belanda.

Atas pelanggaran ini, FIFA menjatuhkan sanksi tegas:

  • Denda 350.000 CHF (sekitar Rp5,8 miliar) kepada FAM.
  • Setiap pemain dikenai denda 2.000 CHF dan larangan bermain selama 12 bulan.
  • Semua denda harus dilunasi dalam waktu 30 hari.

FAM masih memiliki hak banding ke Komite Banding FIFA, namun prosesnya ketat — pemberitahuan niat banding harus disampaikan dalam waktu 3 hari, disusul dokumen lengkap dan biaya 1.000 CHF dalam 5 hari berikutnya.

FIFA menegaskan bahwa tindakan FAM bukan kesalahan administratif biasa, melainkan pelanggaran serius terhadap integritas sepak bola global. Organisasi tersebut memperingatkan bahwa setiap federasi yang mencoba memanipulasi status kewarganegaraan pemain akan menghadapi sanksi serupa.

Skandal ini kini menjadi ujian besar bagi FAM, yang harus memperbaiki sistem registrasi pemainnya serta mengembalikan kepercayaan publik. Para pengamat menilai kasus ini dapat memicu reformasi menyeluruh dalam tata kelola sepak bola Malaysia.

“Integritas adalah pondasi sepak bola. Segala bentuk kecurangan, sekecil apa pun, akan terungkap dan mendapatkan konsekuensi,” tegas seorang pejabat FIFA.

Dengan dua skandal besar ini — jaringan pemalsuan stempel imigrasi dan kasus naturalisasi pemain — sepak bola Sports Betting Malaysia kembali menghadapi krisis kredibilitas yang mendalam. Membangun ulang kepercayaan publik kini menjadi tantangan terbesar bagi FAM dan dunia sepak bola nasional.


Leave a Reply