Sagarmy – Media Sports Betting ternama asal Inggris, The Guardian, baru-baru ini menurunkan laporan mendalam mengenai perkembangan sepak bola Indonesia dan peluangnya tampil di Piala Dunia 2026. Artikel tersebut diterbitkan bertepatan dengan peringatan tiga tahun tragedi Kanjuruhan, sebuah peristiwa kelam yang merenggut 135 nyawa setelah insiden gas air mata di stadion, dan sempat mengguncang fondasi sepak bola nasional.
Namun, menurut The Guardian, tiga tahun setelah tragedi tersebut, sepak bola Indonesia kini memiliki kisah baru yang penuh harapan. Di bawah arahan pelatih asal Belanda Patrick Kluivert, Tim Garuda disebut tengah memasuki era yang lebih cerah. “Meskipun masih menghadapi beberapa tantangan, situasi perlahan membaik di negara dengan fanatisme sepak bola tertinggi di Asia ini,” tulis The Guardian.
Selain membahas Kanjuruhan, artikel itu juga menyinggung pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 akibat kontroversi pencoretan tim Israel. Namun, reputasi Indonesia berhasil dipulihkan setelah sukses menyelenggarakan Piala Dunia U-17 2023 dengan lancar. Menurut laporan tersebut, FIFA sangat terkesan dengan kepemimpinan Erick Thohir, yang berhasil memastikan turnamen berjalan tanpa hambatan.
Baca Juga : Sports Betting MU Harus Segera Berpisah dengan Ruben Amorim
Keberhasilan itu menjadi titik balik besar dan memberikan angin segar bagi sepak bola nasional. Lebih jauh, The Guardian menyoroti bahwa Indonesia kini hanya berjarak 180 menit dari tiket Piala Dunia 2026, dengan dua laga penentu melawan Arab Saudi dan Irak di babak keempat kualifikasi Asia. Dengan sistem baru FIFA yang memperluas jumlah peserta menjadi 48 tim, peluang Indonesia untuk tampil di ajang terbesar dunia itu menjadi lebih realistis.
Menariknya, FIFA memperkirakan negara-negara besar seperti Tiongkok dan India akan lolos, tetapi Indonesia disebut bisa menjadi kejutan besar. Sebagai negara dengan populasi keempat terbesar di dunia dan kecintaan luar biasa terhadap sepak bola, Indonesia dinilai memiliki modal emosional yang kuat untuk mencatat sejarah baru.
Tantangan Berat di Babak Keempat Kualifikasi
Meski harapan besar mulai tumbuh, perjalanan Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026 tidak mudah. Pasukan Patrick Kluivert harus menghadapi sejumlah hambatan, mulai dari lokasi pertandingan, jadwal yang padat, hingga keputusan wasit yang kontroversial.
Salah satu tantangan terbesar datang dari keputusan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang menetapkan seluruh pertandingan Grup B dimainkan di Arab Saudi. Keputusan ini mendapat banyak protes dari tim-tim tamu, termasuk Indonesia, karena dianggap memberikan keuntungan besar bagi tuan rumah, mulai dari adaptasi cuaca, dukungan suporter, hingga kondisi lapangan yang familiar.
Selain faktor lokasi, jadwal pertandingan yang ketat juga menjadi kendala serius. Dalam waktu hanya tiga hari, Indonesia harus berhadapan langsung dengan dua lawan berat — Arab Saudi dan Irak. Ironisnya, pertandingan terakhir justru mempertemukan dua tim kuat itu, sehingga memberi mereka peluang lebih besar untuk mengatur hasil sesuai kepentingan mereka.
Meskipun PSSI telah mengajukan permohonan resmi untuk menunda jadwal agar pemain bisa pulih dengan baik, tantangan fisik dan mental masih sangat besar.
Masalah lain yang menimbulkan kekhawatiran adalah penunjukan wasit dari Kuwait untuk memimpin laga pembuka. PSSI langsung melayangkan protes resmi ke FIFA dan AFC, meminta agar pertandingan dipimpin oleh wasit dari kawasan netral demi menjaga keadilan.
Dengan rangkaian hambatan mulai dari lokasi, jadwal yang tidak ideal, hingga keputusan wasit yang dipertanyakan, langkah Indonesia menuju Piala Dunia 2026 tampak sangat terjal. Namun di balik semua itu, semangat dan keyakinan publik terhadap Tim Garuda terus tumbuh, menjadi simbol bahwa sepak bola Indonesia Sports Betting telah bangkit dari masa kelam menuju babak baru yang lebih menjanjikan.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.